Belajar Move On Dari Kaca Spion

3:03 AM -

Belajar Move On Dari Kaca Spion

Tentu setiap orang memiliki masa lalu bukan? Terlepas baik atau buruknya masa lalu tersebut, menyenangkan atau menyedihkan, membanggakan atau memalukan, tentu lagi-lagi setiap orang memiliki masa lalunya masing-masing.

Berbicara tentang masa lalu, setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk menanggapi hal tersebut? Ada yang berusaha ingin melupakannya, ada yang berusaha ingin mengulangnya, ada pula yang bangga dengannya. Nah, namun dalam artikel motivasi ini, penulis akan berbagi sebuah cara yang cukup baik dalam menanggapi sebuah masa lalu. Apakah itu? Penulis akan mencoba membahas tentang masa lalu lalu menghubungkannya dengan sebuah kaca spion. Loh kaca spion? Kaca spion yang biasanya ada di mobil atau motor? Di mana hubungannya?

Seperti yang kita ketahui, bahwa kaca spion yang biasanya terdapat pada mobil atau motor berguna untuk melihat keadaan yang ada di belakang kendaraan. Tanpa kaca spion, pengendara akan sulit dan was-was dalam berkendara. Bagaimana tidak? Tanpa kaca spion, pengendara tentunya akan sulit dalam menoleh ke arah belakang untuk melihat keadaan di belakang kendaraannya. Atau bahkan, bisa ditilang polisi kalau sepeda motor tidak ada kaca spionnya. Nah ini dia yang membuatnya semakin rumit, hehehe.

Walaupun kaca spion itu memiliki peran yang cukup penting, tetapi tidak selamanya dalam berkendara kaca spion itu dimanfaatkan terus-menerus, atau dengan kata lain tidak semestinya dalam berkendara kaca spion itu dilihat selalu. Tentunya pengendara harus fokus pada jalan yang akan dilaluinya. Apa yang terjadi jika pengendara tidak memperhatikan jalan hanya sibuk memandangi kaca spion? Pastilah banyak akibat yang akan terjadi jika pengendara selalu memandangi kaca spion, salah satunya yaitu kecelakaan. Itulah mengapa, kaca spion hanya sesekali dilihat, jika hanya dibutuhkan saja.

Kaca spion dilihat hanya untuk memastikan supaya dalam berkendara menjadi nyaman dan aman. Dengan kaca spion, pengendara terbantu ketika parkir, menyalip, dan lain sebagainya. Dan kaca spion mampu menggambarkan situasi di belakang kendaraan, begitulah fungsinya. Nah, mari sekarang kita hubungkan antara masa lalu dengan kaca spion.

Setiap orang pasti memiliki masa lalu. Dan layaknya kaca spion, masa lalu itu pun berfungsi untuk membantu dan memandu kita dalam melangkah ke depan. Masa lalu itu haruslah seperti kaca spion yang tidak dipandangi terus-menerus. Manusia akan mengalami ‘kecelakaan’ dalam hidupnya jika ia terlalu fokus kepada masa lalunya, bukannya konsentrasi terhadap masa depannya.

Sekalipun hidup menuntut kita untuk selalu berjalan ke depan menelusuri jalannya, namun ada saat di mana kita harus melihat ke arah belakang, mengingat-ingat kembali perjalanan yang pernah dilalui. Bukan untuk disesali, bukan untuk ditangisi, bukan juga untuk dibenci. Tetapi untuk dimaafkan, dijadikan pelajaran, lantas fokus dalam perbaikan. Dan setelahnya berkomitmenlah untuk berusaha tidak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya.

Lagi-lagi karena hidup menuntut kita untuk selalu berjalan ke depan menelusuri jalannya, tidak memungkinkan bagi kita memutar kembali kemudi untuk kemudian menuju perjalanan yang pernah dilalui lantas diperbaiki, sungguh, tidak bisa. Masa lalu yang kita miliki hanya akan menjadi kisah-kisah kaku yang tidak bisa diubah barang sedetikpun dan sekecilpun, tidak bisa.

Maka cara terbaik untuk menanggapi masa lalu adalah sebagaimana kita memanfaatkan kaca spion, yaitu dilihat hanya ketika kita membutuhkannya dalam perjalanan, supaya menghindari diri dari kemungkinan ‘kecelakaan’ yang terjadi. Begitulah seharusnya masa lalu, lagi-lagi jangan dipandangi terus-menerus, jangan diratapi terus-menerus, dan jangan disesali terus-menerus kalau kita tidak mau mengalami ‘kecelakaan’ dalam perjalanan. Bijaklah!