Kesalahpahaman Tawadhu dalam Konteks Ilmu



Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ya muslimin wal muslimat, tawadhu adalah sikap rendah hati. Yaitu mereka yang menghindari dari sifat sombong atau ria. Filosofi mengatakan bahwa seorang muslim yang baik tidak harus memamerkan kehebatan dirinya. Yang terpenting adalah bagaimana dirinya mampu berkontribusi untuk berdakwah di jalan Allah. Filosofi itu diambil dari perilaku akar pada sebuah pohon. Akar yang memiliki kontribusi hebat itu juga menyembunyikan dirinya di dalam tanah.

Tetapi jika dipertimbangkan lagi, bahwa tindakan tawadhu dalam menyembunyikan kehebatan seorang muslim itus salah. Mengapa salah ? Karena ternyata, masih ada pohon yang tidak menyembunyikan akarnya di dalam tanah. Masih ada pohon yang akarnya timbul di permukaan. Lalu, apakah akar pohon yang muncul di permukaan itu tidak tawadhu ? Menyalahi fitrah akar yang senantiasa memikirkan bagaimana menyerap air dan mineral tanpa menunjukkan diri ?

Lalu pohon apakah yang menonjolkan akarnya ? Pohon itu adalah pohon bakau. Ya, pohon yang tumbuh di pinggiran pantai ini ternyata tidak menyembunyikan akar. Akarnya malah bertonjolan ke permukaan. Lalu apakah akar dari pohon bakau itu menyalahi fitrahnya sebagai akar karena menonjolkan diri ? Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi akar dari pohon bakau yang menonjol itu adalah untuk membantu agar tidak terjadi abrasi pantai, atau menahan gempuran badai yang barangkali akan menerjang daratan dan perumahan manusia.

Seorang muslim pun seharusnya demikian. Membuka mata lebar-lebar, tidak lagi bersembunyi-sembunyi walaupun maksudnya demi menghindari ria dan semacamnya. Islam membutuhkan manusia-manusia yang berprestasi dan hebat. Sudah saatnya Islam menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa Islam bukan lagi kaum yang terbelakang. Sudah saatnya Islam menunjukkan kebesaran dan keagungannya lewat prestasi-prestasi ummatnya yang membanggakan. Pencitraan Islam itu bisa dibentuk melalui wacana publik.

Sekarang ini berbeda keadaannya dengan zaman dahulu. Sekarang adalah era terbuka. Dakwah pun harus terang-terangan. Jadi, tawadhu, ikhlas, dan segala perbuatan baik lainnya harus kita letakkan di tempatnya yang tepat. Menunjukkan kebenaran dan kenyataan sekiranya bukanlah ria namanya. Tetapi justru, menyembunyikan kebenaran dan kenyataan adalah kesombongan.

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih." (QS Al-Baqarah:119)

Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Ulama zaman sekarang ada dua macam. Pertama, ulama yang diberi ilmu oleh Allah dan dia mengajarkannya kepada umat manusia dengan tiada mengharapkan sesuatu, dan tidak pula meminta gaji. Maka ikan-ikan di laut, binatang di daratan serta burung- burung di angkasa semuanya memintakan ampunan buat mereka. Kedua, ulama yang diberi ilmu oleh Allah swt kemudian mereka tiada mau menyebar-luaskannya kepada umat manusia. Mereka selalu mengharapkan sesuatu, dan mengĂ‚­harapkan gaji dalam menyebar-luaskan ilmunya. Mereka itulah yang akan diikat dengan ikat siksa neraka kelak pada hari kiamat. Dan tingkah mereka itu akan diberitahukan kepada seluruh manusia yang berada di mahsyar dengan adanya pengumuman: "Inilah orang-orang yang diberi ilmu oleh Allah, sedang mereka tiada mau menyebar-luaskan ilmunya kepada umat manusia, serta dalam segala aktifitasnya hanya selalu mengharapkan gaji dan balasan." Demikianlah pengumuman itu di kumandangkan hingga selesai penghitungan amal (hisab)." (HR. Thabrani)

Niatkanlah diri untuk senantiasa menyebarkan luaskan kebenaran Allah dengan tujuan menegakkan agama Islam. Janganlah berniat untuk sombong, ingin dipuji, atau yang lainnya. Jangan biarkan dunia ini gelap gulita karena tidak adanya cahaya Islam. Berdakwahlah, buktikan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Dengan berbagi kita belajar, dan dengan dakwah kita akan merasakan indahnya hidup. Berdakwahlah kawan !

Wallahu a'lam bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

3 comments:

ohh gitu , tambah sedikit ilmu gue untuk hari ini , thanks :D

wah nambah wawasan nih makasih mas saya suka topik seperti ini

Post a Comment