Langkah Indah Menyikapi Pujian



Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ya muslimin wal muslimat, pernahkan kamu diberi pujian ? Apa reaksi kamu ketika ada orang yang memuji kamu ? Merendahkahkah ? Banggakah ? atau bahkan senang terasa bagaikan terbang ke langit ketujuh ?

Kebanyakan dari kita, reaksi yang kita dapatkan dari pujian orang lain adalah merasa bangga dan senang bagaikan terbang ke langit ketujuh. Pujian membuat kita kurang sadar diri. Pujian membuat kita lupa bahwa ada banyak hal dalam diri yang masih perlu kita perbaiki.

Padahal ada sesuatu yang tidak kita sadari dari pujian tersebut, yaitu kita tidak tahu apakah pujian yang diberikan itu tulus atau tidak ? kita tidak tahu apakah pujian yang diberikan itu sesuai atau tidak ? dan kita tidak tahu apakan pujian yang diberikan itu hanya sebuah sindiran atau bukan ? Itu semua hanya si pengucap dan Allah sajalah yang tahu, kecuali kalau memang kamu bisa pintar peka terhadap pujian tersebut.

Lalu bagaimana kalau ada seseorang yang memuji kita, akan tetapi apa yang dikatakannya itu ternyata tidak sesuai dengan diri kita ? Apakah kita harus menolak pujian tersebut ? Apakah kita harus menerima pujian tersebut ? Atau apakah kita harus berbicara kepadanya kalau itu tidak sesuai dengan diri kita ?

Jika ada orang yang memberikan pujian kepada kita, seharusnya reaksi kita tidak hanya merendah, bangga, dan merasa senang seakan-akan terbang ke langit ke tujuh. Atau bahkan marah-marah karena pujian yang diberikan tersebut tidak sesuai dengan diri kita.

Setiap orang memiliki citra diri. Dan citra diri itu dibentuk karena adanya interaksi kita dengan orang lain. Pujian yang orang lain berikan kepada kita, turut ikut dalam membentuk citra diri kita. Maka dari itu, jika pujian yang diberikan orang lain kepada kita tidak sesuai dengan diri kita, maka tugas kita bukanlah marah-marah dan menyanggahnya, melainkan kita harus mencoba memenuhi hal itu.

Ketimbang tersinggung dengan ejekan ataupun kritikan orang lain, akan lebih baik jika kita malah mengambil sisi baiknya. Karena kadang ejekan dari musuh itu lebih jujur daripada pujian dari seorang teman.

Tetapi hal ini bukanlah berarti kita harus dikendalikan oleh pujian dari orang lain. Kita harus menjadikan setiap pujian positif itu tidak hanya menjadi suatu hal yang dapat kita banggakan saja, tetapi menjadikannya motivasi dan kenyataan dalam diri kita.

Tentu saja kita tidak boleh sombong hanya karena kita diberi pujian, tetapi kita harus merendahkan diri. Jangan sampai kita menyombongkan hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita lakukan atau tidak ada dalam diri kita. Jangan sampai kesombonganmu itu membuat beberapa orang tidak menyukaimu, dan melakukan hal-hal yang tidak kamu harapkan.

Sesungguhnya pujian hanya milik Allah. Maka tugas kita adalah mengembalikan pujian itu kepada Allah. Dan merendahlah kamu dari hal-hal yang dapat membuatmu sombong, karena Allah senang terhadap orang-orang yang merendah. Jadilah kamu seseorang yang apabila diberi pujian ia merendah, dan apabila diberi kritik ia menerima dengan lapang dada. Sungguh indah bukan jika kita mempunyai sikap merendah dan ikhlas ? Akan makin banyak orang yang menyukai kita.

Wallahu a'lam Bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

2 comments:

artikel ini menyadarkan saya....
makasih gan

wah iya menyikapi pujian gak harus berliban gan bikin besar kepala hehehe

Post a Comment