Keindahan Hati dari Sikap Rela Berkorban



Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ya muslimin wal muslimat, hujan adalah rezeki dari Allah. Dengan hujan, Allah menghidupkan biji-bijian, menghijaukan yang gersang, dan menggeliatkan yang lelap. Tahukah kamu bahwa sebelum hujan itu turun ke bumi, mereka yang mempunyai andil menurunkan hujan mengalami penderitaan yang berat ?

Allah mengkhendaki matahari untuk memancarkan panasnya, kemudian dari panasnya menguaplah air di laut, lalu menitipkannya ke awan. Nah, awan indah yang seperti kapas itulah yang mengalami penderitaan. Dari awan lah kali ini kita akan belajar mengenai rela berkorban dan memberikan manfaat untuk sesama.

Awan mengorbankan keindahannya dan kemolekan dirinya untuk menampung uap air laut yang menguap karena panasnya matahari. Semakin banyak uap air yang dikandungnya, semakin hitam dan menyeramkan awan itu. Oleh karena itu, awan pun kehilangan keindahannya. Awan putih nan elok seperti kapas itupun hilang pesonanya, bahkan menjadi seram dan membuat orang pun enggan memandangnya. Tetapi setelah uap air yang dikandungnya itu turun ke bumi, awan akan kembali ke wujud semula. Awan akan memancarkan kembali pesona dan juga keindahannya.

Apa yang sekiranya dapat kita petik dari peristiwa hujan ini ? Ternyata sebelum bumi dan segenap penghuninya merasakan hujan, ada makhluk Allah yang telah berkorban. Ternyata rezeki Allah berbentuk hujan itu telah melalui perantara yang dengan ikhlas mengorbankan keindahannya, kemolekannya, dan daya pesonanya. Kemanfaatan yang dipersembahkan awan kepada bumi rupanya buah dari pengorbanannya.

Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa memberikan manfaat kepada sesama membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan yang tentu tidak mengenakkan untuk kita. Memberikan sedekah, memberikan perhatian, memberikan nasehat, dan sebagainya. Semuanya membutuhkan pengorbanan, yang kadang pengorbanan itu membuat kita perih dan letih.

Tetapi itulah hakikat menggapai keindahan. Kamu bisa perhatikan bagaimana awan yang putih indah rela menjadi hitam menyeramkan. Pengorbanannya itu tidak sia-sia, karena seisi bumi merasakan kemanfaatannya. Dan setelah awan menurunkan hujan, keelokannya kembali. Bahkan, bisa lebih indah daripada sebelum ia menjadi hitam dan gelap.

Maka kita pun harus demikian, berbuat baik bagi kita ibarat awan yang menampung uap air. Kita menjadi perih dan letih, tetapi keindahan akan kembali tatkala orang sudah merasakan manfaat dari pengorbanan kita. Kita akan menjadi mempesona kalau kita mau berkorban dan memberikan manfaat untuk sesama.

Jadilah seorang yang yang rela berkorban dan bermanfaat untuk orang lain ya muslimin wal musliman. Karena "Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya."(Rasulullah SAW)

Wallahu a'lam bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

7 comments:

bener gan.. sebaik baiknya manusia adalah manusia yang berguna.. itu berasa banget gan
nice artikel

Air hujan yang berkorban untuk jatuh meski telah jatuh berkali-kali. Tapi sering kali orang yang berkorban itu tidak pernah dipedulikan :). Nice posting gan :)

Wiss,, Pertamax gan,,,,
nice post gan,,, bsa jdi pencerah hidup gan,, hehe

Keren ! sangat bermanfaat , ^^ . .
Terus berkarya gan ^

Post a Comment